Oleh : Arif Muttaqin
Ikatan Alumni Pondok Pesantren Raudlatul Ulum atau biasa disingkat Ikamaru adalah organisasi berbasis alumni pondok untuk mahasiswa, mahasantri, dan juga santri lulusan ponpes Raudlatul Ulum. Ponpes di bawah asuhan Drs. KH. M. Najib Suyuthi, M.Ag. yang berdomisili di desa Guyangan Kec. Trangkil Kab. Pati ini, banyak melahirkan alumni yang melanjutkan studinya ke berbagai universitas. Sehingga, dalam perjalanannya Ikamaru sudah banyak eksis di perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri. Seperti halnya Ikamaru Cabang Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan Ikamaru Cabang Mesir, dan Eropa. Dari sini bisa kita lihat bahwasannya, eksistensi Ikamaru sendiri sudah sangat terkenal dan mendunia. Akan tetapi, pada pembahasan kali ini akan lebih spesifik membahas Ikamaru Cabang Kota Semarang khususnya Ikamaru UIN Walisongo atau biasa disingkat dengan Ikawa.
Dibawah naungan Organisasi
Ikamaru Cabang Kota Semarang, keberadaan Ikawa sangatlah penting. Karena dengan
adanya Ikawa dapat memberikan informasi kepada calon mahasiswa baru yang ingin
kuliah di UIN Walisongo dan wadah bagi alumni ponpes Raudlatul Ulum untuk
belajar berorganisasi. Selain itu, Ikawa juga sebagai jalur dakwah ponpes
Raudlatul Ulum dalam menyebarkan ajaran islam ala ahlu sunnah wal jama’ah,
serta memperkenalkan pesantren kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan
Ikamaru Cabang Kota Semarang lainya, seperti Ikamaru Unisulla, Unes, Tembalang,
Upgris, dan Unwahhas.
Dalam penyelenggaraannya, Ikawa
berlandaskan pada asas kekeluargaan dan musyawarah mufakat. Dilaksanakan secara
kekeluargaan, meliputi keadilan, kearifan lokal, kebersamaan, gotong royong,
tenggang rasa, tanggung jawab dalam berorganisasi dan bermasyarakat. Pengambilan
keputusan bersama, serta menghargai aspirasi seluruh anggotanya melalui forum
permusyawaratan tentu menjadi hal yang utama. Karena dari situlah, inovasi
muncul untuk mencapai tujuan organisasi dan mempertahankan eksistensi ikawa di
lingkungan kampus.
Walaupun status Ikawa dalam
lingkungan kampus adalah organisasi ekstra. Namun tidak mengurangi minat
anggotanya dalam berkompetisi di luar maupun di dalam kampus. Sudah banyak
prestasi individu maupun non individu yang diraih. Dari mulai kepenulisan,
pengetahuan agama, e-sport, dan lain-lainnya. Bahkan Ikawa pernah mengadakan
kolaborasi dengan alumni ponpes lain untuk mengadakan turnamen bergengsi
seperti futsal dan lomba hadroh. Menurut Mas Misfakh sebagai demisioner ketua
Ikawa “Ikamaru selain sebagai organisasi ekstra, juga sebagai tempat kita
untuk bersilaturrahmi dengan alumni-alumni ponpes lain. Dengan cara kita
mengadakan kolaborasi dalam sebuah kegiatan”.
Ikawa juga
mempunyai beberapa kegiatan dalam organisasinya. Berlatar belakang pondok
pesantren, tentu tidak hanya kegiatan relegius seperti majlisan dan ngaji saja.
Namun Ikawa juga terdapat kegiatan umum seperti futsal, diskusi, rekreasi, dan
kegiatan seru lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan nama Ikawa di mata
mahasiswa sebagai organisasi. Seperti yang dikatakan Mas Zaenal salah satu
senior Ikawa, “ikamaru iku yo ngaji yo seneng-seneng, pokok e kudu ono
kegiatan sing positif”. Pada intinya beliau berharap untuk terus
melestarikan tradisi yang telah ada dan memberikan inovasi-inovasi baru untuk
kedepannya.
Hal yang paling
berkesan dalam Ikawa adalah rasa kekeluargaannya. Mungkin karena dulu pernah
satu ponpes di Raudlatul Ulum, itu membuat anggota Ikawa lebih menikmati
kebersamaan dengan sesama anggotanya. Beda halnya kalau dulu tidak pernah bertemu
ataupun saling sapa, mungkin tidak seakrab anggota Ikawa sekarang. Ini diakui
oleh salah satu senior Ikawa, yaitu Mas Dafi, “Aku ndisek kuliah ki enak
kumpul karo cah ikamaru, soale bocah e penak-penak, dijaluki tulung ya penak,
pokok e penak leh. Coro, roso kekeluargaan e ono ngunu lho.” Pengalaman
seperti ini tentu tidak banyak kita jumpai di dunia perkuliahan, tetapi dalam
Ikawa hal seperti itu sedikit banyak dapat dirasakan.
Jadi, pada intinya Ikawa itu
bagaikan rumah bagi para anggotanya. Tempat untuk belajar bersama, tempat
dimana kita bisa merasakan kebersamaan, dan yang terpenting tempat untuk
berkhidmat bagi santri-santrinya mbah Suyuthi.
“ Barangsiapa yang berkhidmat pada Ikamaru, sesungguhnya dia sudah berkhidmat pada Mbah Suyuthi, dan insyaallah akan diakui sebagai santri Mbah Suyuthi yang sejati.”
(Bpk Muhammad Tufik, M.Ag)